Analisis Unsur Intrinsik Novel Ayahku Bukan Pembohong

A. Tema            
            Rasa sayang tulus seorang ayah pada anaknya yang terpendam
B. Alur
            Maju – mundur
Pengenalan       Ayah mulai bercerita kepada Dam tentang banyak kisah-kisah pengalaman milik ayah.

·         Konflik
Dam menjadi remaja dan masuk sekolah di Akademi Gajah yang hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Dam mulai mencari tahu tentang benar atau tidaknya semua cerita-cerita yang diceritakan ayahnya yang selama ini di ceritakan padanya. Dam menemukan satu buku tentang salah satu kisah yang pernah diceritakan padanya. ia mulai berfikir bahwa ayahnya telah berbohong.

·         Klimaks
Dam menemukan buku-buku dan membacanya lalu ia menyadari ternyata cerita di buku-buku tersebut sama dengan apa yang diceritakan ayahnya selama ini. Lalu, ketika libur tahunan, Dam bertanya kepada ayahnya, Ia mencoba bertanya apakah cerita itu benar, tetapi ayahnya tetap menjawab bahwa semua cerita itu tidak bohong. Di sisi lain, di katakan bahwa ibu nya meninggal dunia. Dam menyangka bahwa selama ini ayah telah berbohong atas penyakit yang diderita ibu selama ini. Dam lelah atas semua cerita ayahnya yang tidak masuk akal, hingga pada akhirnya mulai saat itu Dam tidak percaya lagi kepada ayahnya.

Penyelesaian
Tiba pada akhirnya Ayah Dam meninggal dunia. sebenarnya Dam sangat terpukul atas kepergian Ayahnya. Lalu Dam datang ke pemakaman ayahnya. banyak orang yang datang untuk melayat, termasuk tokoh-tokoh yang diceritakan ayah ketika masih hidup,  Sang Kapten dan lain-lain. Sejak saat itu, barulah Dam menyadari bahwa selama ini semua cerita ayahnya itu bukanlah bohong, tapi benar-benar kejadian nyata.


C. Tokoh dan Penokohan
 


         Dam
·        - Baik
“Dia anak yang baik. Dia menjaga wanita tua ini sepanjang perjalanan”(hal172)

-Penasaran
     “Teruskan. Yah. Teruskan…..”(hal 13)

·         -Pantang menyerah
“Tangan dan kakiku terus mengayuh. Setengah jam berlalau, satu anak sudah berhenti di ujung kolamn tersengal dan menyerah”(hal 27)

·        - Tegas
“Ayahku bukan pembohong. Seluruh kota tahu ayahku jujur…..”(hal 163)

         Ayah
·        - Bijaksana
“Yang menghina belum tentu lebih mulia dibandingkan yang dihina”

·        - Peduli
“Bagaimana sekolahmu di tahun kedua, Dam?”(hal 177)

          Ibu
·         -Peduli
      “Kau belum menyisir rambutmu Dam!”(hal 19)
      “Bukanya sudah ibu bilang, kau tidak usah menonton……”(hal 19) 

·         -Baik 
 “Ibu percaya Dam.”
·         -Pengertian
“Ibu menatapku lamat-lamat, lantas mengelus rambutku...”(hal 109)

·         -Tegas
“Siapa dia boleh makan kue itu? Dia masih dihukum!”(hal 38)

       Taani
·         -Peduli
“kaki kau pegal, Dam?”(hal 20)
“DAM! Kau dimana?”(hal 40)
·         -Pengertian  
“Ayah tinggal sendirian, Dam. Tidak ada yang memaksa apakah ayah sudah makan atau belum, mencuci pakaian, atau membereskan rumah……”(hal 265)

       Jarjit
·         -Baik
“Sarapan, Dam”(hal 20)
·         -Sombong
“sepertinya dugaanku benar, kawan. Rambut jeleknya membuat dia tenggelam…..”(hal 36)

D. Latar
·         Waktu
-          -Malam Hari
“Percuma saja kau tunggu. Malam ini…..”(hal 8)

-          -Dini Hari
“Tidur Dam. Ini sudah pukul tiga dini hari.”(hal16)

-          -Pagi Hari
“libur panjang selesai. Pagi ini ayah dan ibuku mengantarku ke stasiun kereta”(hal122)

·         Tempat
-          -Ruang Keluarga
“Lima belas detik ruang keluarga lengang”(hal16)

-          -Ruang Kelas
“…. Ibu guru menyuruhku berdiri di pojok kelas.”(hal 20)

-          -Pemakaman
“.. si nomor sepuluh tinggal sepuluh langkah dari pusara ayah”(hal 296)   

-          -Kolam renang
"Kolam renang kota ramai oleh anak-anak…"(hal 23)

      -Lobi Sekolah
"Melihat anggota Tim pemburu memasuki lobi sekolahku benar-benar menghilangkan 
seleraku”(hal 221)

-          -Perpustakaan
"Seperti yang kuduga aku akan menemukan buku itu esok harinya saat melanjutkan hukuman membersihkan perpustakaan sekolah."(hal 147)

·         Suasana
-          -Ramai

Lapangan sekolah ramai oleh anak-anak yang bermain bola kasti. Tertawa, saling kejar dan...”(hal 21)

-          -Sepi
“Ruang kerjaku lengang, menyisakan denging laptop”(hal189)

E.Sudut Pandang  
                  Orang Pertama Pelaku Utama

F. Gaya Bahasa
·        - Hiperbola
-          “Sejak aku tahu Ibu sakit-sakitan, paham bahwa ibu punya kelainan bawaan yang membuat ia seperti rumus matematika...”(hal 174)

-          “Terlambat, perayaan ulang tahun Ibu hancur berkeping-keping.(hal 192)
·         -Personifikasi

-          “Retro tertawa lebar melihat ikan-ikan itu berlompatan berusaha kabur dari jaringnya saat berhasil di angkat.”(hal 203)

G. Amanat
      Janganlah kita berburuk sangka pada seseorang, karena sesungguhnya apa yang kita lihat itu belum tentu sebenarnya apa yang kita pikirkan. -DMA-

One thoughts on “Analisis Unsur Intrinsik Novel Ayahku Bukan Pembohong

Powered By Blogger

Visitor

Popular Posts

About Me

Followers